Samsung C&T Corporation melirik bisnis di sektor tambang, listrik, dan batu bara.
Salah satu perusahaan raksasa asal Korea Selatan, Samsung C&T Corporation, semakin ekspansif menanamkan investasinya di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, tiga sektor bisnis rencananya bakal digarap Samsung yaitu perkebunan kelapa sawit, pembangkit listrik, dan pertambangan batu bara.
"CEO Samsung C&T Corporation, dulu namanya Samsung Corporation, yang mengurusi semua kegiatan investasi dan perdagangan internasional sampai memindahkan regional office-nya ke Jakarta," kata Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Amir Sambodo di kantornya, Jakarta, Jumat, 15 April 2011.
Amir mengungkapkan, bisnis pertama yang akan dimasuki Samsung adalah di sektor pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Selama ini, Samsung sebetulnya sudah memiliki areal perkebunan kelapa sawit seluas 150 ribu hektare (ha). "Dia mau mengembangkan lagi," katanya.
Samsung berharap bisa menambah luas areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki minimal 2-3 kali lipat atau menjadi 750 ribu ha. Lahan yang diincar kemungkinan besar berada di Kalimantan mengingat areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera sudah terlalu padat.
Bisnis kedua yang bakal digeluti oleh Samsung adalah pertambangan batu bara. Untuk bisnis ini, perusahaan Korea Selatan ini mengincar sebuah wilayah di Kalimantan untuk menjalankan bisnisnya tersebut.
"Dia sedang survei, dan sudah mengajukan surat ke pemerintah," katanya.
Terakhir, Samsung bakal menyasar bisnis tenaga listrik yang semakin berkembang di Tanah Air. Berbeda dengan upaya pemerintah yang lebih menitikberatkan pada pembangunan listrik tenaga uap, Samsung menyasar pembangkit listrik tenaga surya.
Rencananya Samsung bakal menggarap listrik tenaga surya dengan daya minimal sebesar 50 megawatt (MW). "Dia (Samsung) mau meminta dari pemerintah untuk diberi kesempatan melakukan studi kelayakan," kata Amir seraya mengatakan Samsung juga mengusulkan pengembangan manufaktur di dalam negeri.
Untuk sektor kelistrikan ini, pemerintah mengaku belum mengetahui persis nilai investasi yang disiapkan Samsung. Namun dari perhitungan kasar, jika pembangkit listrik berkapasitas 1 MW membutuhkan dana hingga US$3 juta, total investasi yang disiapkan mencapai US$150 juta.
Amir mengatakan, Samsung belum merinci total seluruh dana investasi yang disiapkan untuk melakukan ekspansi bisnis di Indonesia tersebut. "Totalnya mereka tidak menyebutkan angka, tapi kira-kira levelnya sudah pasti miliaran dolar AS," katanya. (art)
sumber
Salah satu perusahaan raksasa asal Korea Selatan, Samsung C&T Corporation, semakin ekspansif menanamkan investasinya di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, tiga sektor bisnis rencananya bakal digarap Samsung yaitu perkebunan kelapa sawit, pembangkit listrik, dan pertambangan batu bara.
"CEO Samsung C&T Corporation, dulu namanya Samsung Corporation, yang mengurusi semua kegiatan investasi dan perdagangan internasional sampai memindahkan regional office-nya ke Jakarta," kata Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Amir Sambodo di kantornya, Jakarta, Jumat, 15 April 2011.
Amir mengungkapkan, bisnis pertama yang akan dimasuki Samsung adalah di sektor pengolahan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Selama ini, Samsung sebetulnya sudah memiliki areal perkebunan kelapa sawit seluas 150 ribu hektare (ha). "Dia mau mengembangkan lagi," katanya.
Samsung berharap bisa menambah luas areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki minimal 2-3 kali lipat atau menjadi 750 ribu ha. Lahan yang diincar kemungkinan besar berada di Kalimantan mengingat areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera sudah terlalu padat.
Bisnis kedua yang bakal digeluti oleh Samsung adalah pertambangan batu bara. Untuk bisnis ini, perusahaan Korea Selatan ini mengincar sebuah wilayah di Kalimantan untuk menjalankan bisnisnya tersebut.
"Dia sedang survei, dan sudah mengajukan surat ke pemerintah," katanya.
Terakhir, Samsung bakal menyasar bisnis tenaga listrik yang semakin berkembang di Tanah Air. Berbeda dengan upaya pemerintah yang lebih menitikberatkan pada pembangunan listrik tenaga uap, Samsung menyasar pembangkit listrik tenaga surya.
Rencananya Samsung bakal menggarap listrik tenaga surya dengan daya minimal sebesar 50 megawatt (MW). "Dia (Samsung) mau meminta dari pemerintah untuk diberi kesempatan melakukan studi kelayakan," kata Amir seraya mengatakan Samsung juga mengusulkan pengembangan manufaktur di dalam negeri.
Untuk sektor kelistrikan ini, pemerintah mengaku belum mengetahui persis nilai investasi yang disiapkan Samsung. Namun dari perhitungan kasar, jika pembangkit listrik berkapasitas 1 MW membutuhkan dana hingga US$3 juta, total investasi yang disiapkan mencapai US$150 juta.
Amir mengatakan, Samsung belum merinci total seluruh dana investasi yang disiapkan untuk melakukan ekspansi bisnis di Indonesia tersebut. "Totalnya mereka tidak menyebutkan angka, tapi kira-kira levelnya sudah pasti miliaran dolar AS," katanya. (art)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar